Dewasa ini makin banyak siswa lulusan sekolah menengah atas yang lebih memilih untuk melanjutkan studi mereka pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu pada tingkat perguruan tinggi dibanding mencari kerja. Dari tahun ke tahun tingkat pendaftar di perguruan tinggi kian bertambah, hal ini dikarenakan banyak perusahaan menetapkan batas minimum pendidikan pada tingkat Sarjana atau Diploma. Alasan inilah mengapa pendaftar di perguruan tinggi semakin bertambah banyak. Hal ini dimaksudkan agar nantinya setelah mereka lulus dari perguruan tinggi, mereka dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan. Karena kita tahu bahwa saat ini mencari pekerjaan sangatlah sulit, tidak sedikit orang yang bergelar Sarjana namun pada akhirnya terpaksa harus menganggur karena sempitnya lapangan kerja yang tersedia. Tidak hanya itu, pengangguran yang terdiri atas orang-orang yang telah memiliki gelar Sarjana tersebut diakibatkan mereka kalah bersaing dengan para pencari kerja yang lain. Untuk itulah seharusnya perguruan tinggi harus lebih peka dalam melihat fenomena yang terjadi saat ini. Diharapkan Perguruan Tinggi dimanapun dapat mengupayakan mahasiswa-mahasiswa mereka setelah lulus nantinya menjadi lulusan yang siap kerja.
Perguruan Tinggi seharusnya lebih mengupayakan untuk menciptakan lulusan terbaik mereka agar nantinya didalam dunia kerja mereka mampu bersaing dalam hal mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Diharapkan mental siap kerja telah tertanam didalam benak mahasiswa sehingga mereka akan lebih siap ketika terjun langsung dalam dunia kerja. Terkadang mahasiswa hanya dikembangkan pada satu kemampuan saja didalam perkuliahan, mengembangkan hardskill lebih dominan. Mahasiswa hanya diberikan teori dan materi-materi, tugas-tugas yang menumpuk, dan masih berorientasi pada nilai saja. Mahasiswa akan merasa bangga bila mendapat Indeks Prestasi yang tinggi sehingga selama Ia studi hanya memperdalam materi atau lebih dominasi pada hardskill nya. Meskipun tidak dipungkiri bahwa mendapat nilai baik itu juga penting, namun lebih sempurna lagi bila kita bisa meningkatkan hardskill dan softskill kita dengan seimbang. Setelah kita menginjak pada dunia kerja, semua materi-materi yang diberikan saat kuliah presentasenya sangat kecil terpakai di dunia kerja, karena Softskill lebih dominan digunakan.
Upaya lain yang perlu diperhatikan adalah sedikit memberikan gambaran kepada mahasiswa dalam lingkungan kerja, jadi mereka tidak hanya mendapatkan teorinya saja, namun lebih kepada praktik bagaimana nantinya mereka berada di dunia kerja. Bisa dengan memberikan sisipan dalam proses perkuliahan wawasan mengenai sedikit tentang dunia kerja, dan mengarahkan mahasiswa bagaimana mencari kerja, memilih pekerjaan yang sesuai dan memilih pekerjaan yang tepat untuk mereka. Sehingga pada saatnya mereka telah lulus nanti, tidak ada yang merasa asing atau kaget lagi saat mereka mengetahui tentang bagaimana dunia kerja itu. Karena pada prinsipnya dunia kerja sangatlah jauh berbeda dengan dunia perkuliahan. Didalam dunia kerja dibutuhkan lebih banyak action daripada hanya duduk dibelakang meja saja. Mahasiswa harus paham mengenai hal itu. Setidaknya mereka sedikit tahu dan sedikit memiliki pengalaman tentang lingkungan kerja. Jika dalam perkuliahan hanya mengandalkan teori saja, sudah pasti mereka tidak tahu bahwa tidak sama apa yang dipelajarinya saat ini dengan diluar perkuliahan nanti. Meskipun mereka lulusan dari Perguruan Tinggi mereka akan kalah bersaing dengan orang-orang yang telah memiliki wawasan tentang dunia kerja.
Selanjutnya menyesuaikan perkuliahan dengan dunia kerja, maksudnya adalah bahwa saat ini telah terjadi globalisasi, diharapkan dalam perguruan tinggi dapat memberikan input-input mengenai dunia kerja saat ini. Apa saja yang diperlukan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja yang semakin global ini. Tentu keadaan proses belajar dalam perkuliahan sepuluh tahun lalu tidak sama dengan saat ini. Untuk itu materi yang disajikan serta gambaran dunia kerja saat ini harus disampaikan kepada calon pelaku kerja yang tidak lain adalah mahasiswa itu sendiri sehingga mereka lebih siap dan mempunyai perkiraan apa yang harus mereka lakukan dalam keadaan seperti ini.
Dalam menciptakan lulusan yang siap kerja, perguruan tinggi harus mendukung bagaimana cara agar mahasiswa dapat lulus dengan mental dan perilaku yang siap untuk terjun dalam dunia kerja. Selain memberikan wawasan mengenai dunia kerja dalam perkuliahan, juga dibutuhkan praktik nyata dimana mahasiswa dapat secara langsung melihat bagaimana keadaan dunia kerja yang sebenarnya, hal ini bertujuan melatih mental calon-calon pekerja agar nantinya tidak merasa asing dengan dunia kerja. Mahasiswa juga perlu mengembangkan tidak hanya hardskillnya saja melainkan softskill juga sangat perlu dikembangkan, karena dunia kerja lebih condong untuk menggunakan lebih banyak softskill. Perguruan tinggi hendaknya juga mendukung untuk mengembangkan softskill pada diri mahasiswanya. Dengan upaya-upaya yang telah dijelaskan diatas, dimungkinkan untuk perguruan tinggi dapat menciptakan lulusan yang siap kerja serta menghasilkan mahasiswa-mahasiswa lulusan terbaik yang tidak akan kalah saing dengan ratusan bahkan ribuan pelamar kerja lainnya karena sudah memiliki modal ketika masih dalam bangku kuliah.
@_duhita3
